Di Zaman Now banyak Keluarga hancur-lebur karena raibnya kasih bapa terhadap anaknya. Begitu sebaliknya!

Tuhan akan pulihkan itu.

 

Bhena (19) – bukan nama sebenarnya. Ia mahasiswa tingkat awal di sebuah perguruan tinggi negeri di bilangan Depok, Jawa Barat. Siapa nyana: ternyata selama ini dia ogah bicara dengan ayahnya. Ia menutup rapat-rapat komunikasi dengan sang ayah.

“Ya kalau disuruh ibu cium tangan saat berangkat ke kampus ya gue jalanin aja. Kasihan emak gue kalau nggak dituruti,” ujar Bhena kepada seorang temannya di suatu sore.

Ia jujur mengaku tidak betah di rumah jika ada ayahnya. Dia membunuh sepi dengan bersendau-gurau; canda-ria dengan teman-teman kampusnya. Bhena jujur muak dengan keadaan di rumah terutama ayahnya. Hatinya sudah membatu ketika menyebut nama sang ayah! Cerita mati katanya!

Sepenggal cerita Bhena sebenarnya adalah gambaran kondisi hubungan anak dengan orangtua terutama sang ayah: sudah begitu buruknya? Tak ada meja makan malam bersama lagi. Ada hati yang terluka. Ada jiwa yang meronta. Tragis memang! Tapi itulah kondisi saat ini.

Jauh dari itu, ternyata dalam beberapa kasus hubungan yang tidak harmonis antara anak dengan orangtua berujung tindak kekerasan.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat maraknya kasus kekerasan anak selama dua pekan di awal 2018. Parahnya, kasus-kasus kekerasan tersebut mayoritas terjadi di ranah-ranah privat atau di dalam rumahnya sendiri.

Data monitoring KPAI menyebutkan, di tahun 2018 ditemukan sejumlah kekerasan terhadap anak di dalam rumahnya sendiri. Sebelumnya seorang anak diduga selama setahun disekap orang tua di Malang Jawa Timur. Kemudian dilaporkan adanya seorang anak di Kalimantan Timur meninggal yang diduga mengalami kekerasan fisik oleh ayah tirinya.

Kemudian baru-baru ini seorang anak usia dua tahun di Tasikmalaya juga meninggal diduga mengalami kekerasan yang dilakukan oleh tantenya. Laporan terbaru yang diterima KPAI yakni adanya dugaan kekerasan yang dilakukan oleh seorang ibu kepada anaknya di kota Bogor.

Wakil Ketua KPAI, Rita Pranawati mengatakan, berdasarkan sejumlah peristiwa tersebut maka pihaknya ingin mengingatkan kembali bahwa anak adalah amanah Tuhan yang perlu diperlakukan sebaik-baiknya. Ia menegaskan, anak bukanlah aset atau barang yang bisa diperlakukan apa saja. Karena itu setiap anak perlu dilindungi harkat martabatnya sebagai manusia.“Dalam keadaan apapun kondisi dan situasi orang tua, mereka tetap memiliki kewajiban mengasuh,” ucap Rita, awal Januari 2018 lalu.

Mengembalikan Hati Bapa dan Anak

Pada 11 Sepember 2018 lalu, GBI Kamboja Depok menggelar Family Day dengan tema “A Beloved Family”. Kegiatan ini dilatar-belakangi  kerinduan hati Tuhan sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali. (Maleakhi 4:6).

Lainnya, melihat kondisi keluarga-keluarga di akhir zaman: papa atau mama sibuk dengan segala urusan masing-masing. Ya, tetek-bengek mulai dari pekerjaan atau kehidupan sosial.